5 Fakta Blogger Cantik Akarui Cha Yang Tak Banyak Orang Tahu, Satu Di Antaranya Berdarah Jepang

Banyak yang bilang kalau hidup itu sawang sinawang. Apa yang kita lihat, kadang bukan itu yang sebenarnya terjadi. Misalnya ada orang terlihat membawa handuk dan peralatan mandi, pasti banyak yang langsung mengira bahwa pasti orang itu akan mandi. Padahal, bisa jadi kenyataannya orang itu hanya ingin menjemur handuk ke luar dan membawa peralatan mandi untuk di packing karena akan travelling. Bisa jadi kan ya?

Apa hubungannya dengan tulisan kali ini? Saya akan mengenal seorang sahabat melalui tulisan yang saya buat . Maklum, jarak yang jauh membuat saya dan dirinya tak kunjung bersua, maka saya mengenalinya lewat tulisan ini. Agar tak  hanya dari melihat dari posting foto-foto yang ada di berbagai sosmed. Setelah melakukan wawancara pribadi, terkoreklah informasi yang ternyata tak banyak orang tahu tentang Mbak Acha.

Mencintai Dunia Menulis Sedari Kecil
Taman Rahasia Cha
Pertama kali mengenal Mbak Acha di dunia maya, kami ternyata satu grup CENDOL. Sebuah komunitas yang mewadahi orang-orang yang ingin belajar menulis cerpen, puisi, skenario, skrip iklan, dan banyak lagi yang lainnya. Tapi itu jaman-jaman saya semester awal kuliah yang masih labil, jadi nggak berapa lama facebooknya dihapus pun pada akhirnya tidak lagi di grup itu. Kalau sudah di grup itu, tentu isinya orang-orang yang hobi nulis, dan salah satunya yang paling istiqomah adalah Mbak Acha. Karena, doi mengaku kalau dirinya memang suka menulis sejak usia sekolah dasar.
“Dari SD itulah aku mulai menemukan kesukaanku ternyata menulis. Selain menyanyi dan menari tradisional,” ungkap pemilik blog Taman Rahasia Cha itu.

Memiliki Darah Jepang, Aceh, Hingga Bugis
Instagram Akarui Cha @akarui.cha
Menghabiskan masa kecil di Lombok, sebenarnya orang tua Mbak Acha berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat. Tampilan fisik putih, rambut agak pirang kemerahan, mata kehijauan, ternyata didapat dari keluarga yang berdarah Aceh, Bugis, dan juga negara asal kartun Doraemon, Jepang. Keadaan fisik yang berbeda dari kebanyakan orang, membuat perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai copywriter ini sering dibully orang teman-teman SD, bahkan gurunya juga ikut membully (ini kok malah guru kayak jadi haters). Pembullyan semakin diperparah dengan adanya isu kedaerahan. Kala itu, pendatang seperti keluarga Mbak Acha dinilai lebih maju hidupnya.

Sempat Pindah Sekolah Karena Tak Tahan Dibully
Foto profil andalan
Demi untuk bisa belajar dengan nyaman, orang tua Mbak Acha pun memindahkannya ke sekolah lain. Sekolah dengan siswa beragam terdiri dari berbagai kalangan, dan juga berbagai agama. Dengan keadaan ini, ternyata mereka bisa saling menerima dengan baik keadaan satu sama lain. Mbak Acha pun kembali menemukan kepercayaan dirinya. Beberapa tahun kemudian saat dirinya di usia SMP, Mbak Acha harus pindah ke Bogor mengikuti sang ayah yang mengambil gelar doctoral.

Tentang Menari, Berhijab, dan Menjadi Copy Writer
Isi instagram @akarui.cha
Sejak menduduki bangku SMP, alumni Universitas Gunadarma ini senang mengikuti berbagai kegiatan. Muali dari menulis, paduan suara, debat, teater, hingga menari. Berbagai lomba pun turut diikutinya. Namun setelah mantap berhijab, wanita berkulit putih ini pun memutuskan untuk berhenti menari.
“Tapi sekarang sejak berhijab, aku berhenti. Aku malu lama-lama diperhatikan banyak mata saat menari,” jelasnya.
Nah, perjalanan menjadi copy writer berawal dari grup Cendol besukan Ayah Mayoko Aiko. Sebutan ayah ini memang sudah lazim disuarakan untuk sosok pendiri grup inspiratif itu. Di saat anggota lain sedang hebohnya ingin membuat buku, perempuan yang sempat menggeluti kuliah Ekonomi Manajemen ini justru lebih tertarik pada penulisan script iklan. Peluang pun datang, ayah Mayoko Aiko memberitahukan ada lowongan copy writer dan Mbak Acha pun mendaftarkan diri. Berhasil lolos seleksi, mulai waktu itu hingga kini jadilah Mbak Acha seorang copywriter di ibu kota.

Berakhir Di Pelaminan Dengan Sesama Pecinta Mobil Tamiya
Mbak Acha, termasuk orang yang memahami dengan baik bahwa jodoh itu akan datang di waktu yang tepat. Jadi ingat lagu, “jodoh, tak usah dikejar-kejar, tak usah diharap-harap, bila saatnya kan datang juga…”. Nah, karena itu Mbak Acha belum mau pacaran saat sekolah hingga di bangku kuliah. Pun, dirinya selalu memegang apa yang diharapkan sang ayah, boleh berpacaran hanya saat lulus kuliah. Dan setelah lulus kuliah, Mbak Acha benar-benar dipertemukan jodohnya. Yang ternyata, adalah teman kuliahnya sendiri.
Awal kedekatan mereka cukup unik. Ceritanya Mbak Acha sedang hunting mobil Tamiya seri Shirokumako (entah ini jenis apaan, googling sendiri yess). Dan mereka jadinya intens berkomunikasi hingga berpacaran. Keduanya  sama-sama hobi ke festival Jepang, dan hobi travelling juga. Tepat setelah 1 tahun pacaran, Februari lalu keduanya pun memutuskan menikah.

Yups, itulah sekilas tentang Mbak Acha, perempuan yang selain menjadi copywriter juga suka menulis banyak hal di blog pribadi miliknya. Untuk mengetahui lebih lanjut, langsung cuss ke blog dengan judul Taman Rahasia Cha ya guys.


Comments

  1. Terima kasih banyak sudah mengulas tentang aku ya Ai. Sweet banget bacanya. Seneeenggg banget.

    ReplyDelete
  2. hhu

    sedih kalau sampe bully2 orang yang sampe bikin ga nyaman gitu

    Untung orang tuanya juga bijak ya memindahkan, jadi ga terlalu down. Kadang orang yang di bully itu jadi tertutup gitu lho.

    well sekarang mah udah open to public ya lewat blog mah..

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih telah memberikan komentar. Tunggu kunjungan balik saya ke Blog teman-teman :)