Banyak yang bilang kalau
hidup itu sawang sinawang. Apa yang kita lihat, kadang bukan itu yang sebenarnya
terjadi. Misalnya ada orang terlihat membawa handuk dan peralatan mandi, pasti
banyak yang langsung mengira bahwa pasti orang itu akan mandi. Padahal, bisa
jadi kenyataannya orang itu hanya ingin menjemur handuk ke luar dan membawa
peralatan mandi untuk di packing karena akan travelling. Bisa jadi kan ya?
Apa hubungannya dengan
tulisan kali ini? Saya akan mengenal seorang sahabat melalui tulisan yang saya
buat . Maklum, jarak yang jauh membuat saya dan dirinya tak kunjung bersua, maka saya mengenalinya lewat tulisan ini. Agar tak hanya dari melihat dari posting foto-foto yang ada di berbagai sosmed. Setelah melakukan wawancara pribadi, terkoreklah informasi
yang ternyata tak banyak orang tahu tentang Mbak Acha.
Mencintai
Dunia Menulis Sedari Kecil
Taman Rahasia Cha |
Pertama kali mengenal Mbak
Acha di dunia maya, kami ternyata satu grup CENDOL. Sebuah komunitas yang
mewadahi orang-orang yang ingin belajar menulis cerpen, puisi, skenario, skrip
iklan, dan banyak lagi yang lainnya. Tapi itu jaman-jaman saya semester awal
kuliah yang masih labil, jadi nggak berapa lama facebooknya dihapus pun pada
akhirnya tidak lagi di grup itu. Kalau sudah di grup itu, tentu isinya
orang-orang yang hobi nulis, dan salah satunya yang paling istiqomah adalah
Mbak Acha. Karena, doi mengaku kalau dirinya memang suka menulis sejak usia
sekolah dasar.
“Dari SD itulah aku mulai menemukan kesukaanku ternyata menulis. Selain menyanyi dan menari tradisional,” ungkap pemilik blog Taman Rahasia Cha itu.
Memiliki
Darah Jepang, Aceh, Hingga Bugis
Menghabiskan masa kecil di
Lombok, sebenarnya orang tua Mbak Acha berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat. Tampilan
fisik putih, rambut agak pirang kemerahan, mata kehijauan, ternyata didapat
dari keluarga yang berdarah Aceh, Bugis, dan juga negara asal kartun Doraemon,
Jepang. Keadaan fisik yang berbeda dari kebanyakan orang, membuat perempuan
yang sehari-hari bekerja sebagai copywriter ini sering dibully orang
teman-teman SD, bahkan gurunya juga ikut membully (ini kok malah guru kayak
jadi haters). Pembullyan semakin diperparah
dengan adanya isu kedaerahan. Kala itu, pendatang seperti keluarga Mbak Acha
dinilai lebih maju hidupnya.
Instagram Akarui Cha @akarui.cha |
Sempat
Pindah Sekolah Karena Tak Tahan Dibully
Demi untuk bisa belajar
dengan nyaman, orang tua Mbak Acha pun memindahkannya ke sekolah lain. Sekolah
dengan siswa beragam terdiri dari berbagai kalangan, dan juga berbagai agama.
Dengan keadaan ini, ternyata mereka bisa saling menerima dengan baik keadaan
satu sama lain. Mbak Acha pun kembali menemukan kepercayaan dirinya. Beberapa
tahun kemudian saat dirinya di usia SMP, Mbak Acha harus pindah ke Bogor
mengikuti sang ayah yang mengambil gelar doctoral.
Foto profil andalan |
Tentang
Menari, Berhijab, dan Menjadi Copy Writer
Sejak menduduki bangku SMP,
alumni Universitas Gunadarma ini senang mengikuti berbagai kegiatan. Muali dari
menulis, paduan suara, debat, teater, hingga menari. Berbagai lomba pun turut
diikutinya. Namun setelah mantap berhijab, wanita berkulit putih ini pun
memutuskan untuk berhenti menari.
Isi instagram @akarui.cha |
“Tapi sekarang sejak
berhijab, aku berhenti. Aku malu lama-lama diperhatikan banyak mata saat
menari,” jelasnya.
Nah, perjalanan menjadi copy
writer berawal dari grup Cendol besukan Ayah Mayoko Aiko. Sebutan ayah ini
memang sudah lazim disuarakan untuk sosok pendiri grup inspiratif itu. Di saat
anggota lain sedang hebohnya ingin membuat buku, perempuan yang sempat
menggeluti kuliah Ekonomi Manajemen ini justru lebih tertarik pada penulisan script
iklan. Peluang pun datang, ayah Mayoko Aiko memberitahukan ada lowongan copy
writer dan Mbak Acha pun mendaftarkan diri. Berhasil lolos seleksi, mulai waktu
itu hingga kini jadilah Mbak Acha seorang copywriter di ibu kota.
Berakhir
Di Pelaminan Dengan Sesama Pecinta Mobil Tamiya
Mbak Acha, termasuk orang
yang memahami dengan baik bahwa jodoh itu akan datang di waktu yang tepat. Jadi
ingat lagu, “jodoh, tak usah
dikejar-kejar, tak usah diharap-harap, bila saatnya kan datang juga…”. Nah,
karena itu Mbak Acha belum mau pacaran saat sekolah hingga di bangku kuliah.
Pun, dirinya selalu memegang apa yang diharapkan sang ayah, boleh berpacaran
hanya saat lulus kuliah. Dan setelah lulus kuliah, Mbak Acha benar-benar
dipertemukan jodohnya. Yang ternyata, adalah teman kuliahnya sendiri.
Awal kedekatan mereka cukup
unik. Ceritanya Mbak Acha sedang hunting mobil Tamiya seri Shirokumako (entah
ini jenis apaan, googling sendiri yess). Dan mereka jadinya intens
berkomunikasi hingga berpacaran. Keduanya sama-sama
hobi ke festival Jepang, dan hobi travelling juga. Tepat setelah 1 tahun
pacaran, Februari lalu keduanya pun memutuskan menikah.
Yups, itulah sekilas tentang
Mbak Acha, perempuan yang selain menjadi copywriter juga suka menulis banyak
hal di blog pribadi miliknya. Untuk mengetahui lebih lanjut, langsung cuss ke
blog dengan judul Taman Rahasia Cha ya guys.
Hallo salam kenal aini... :)
ReplyDeletesalam kenal juga mbak Meli :)
DeleteTerima kasih banyak sudah mengulas tentang aku ya Ai. Sweet banget bacanya. Seneeenggg banget.
ReplyDeleteSama sama Mbak Cha
Deletehhu
ReplyDeletesedih kalau sampe bully2 orang yang sampe bikin ga nyaman gitu
Untung orang tuanya juga bijak ya memindahkan, jadi ga terlalu down. Kadang orang yang di bully itu jadi tertutup gitu lho.
well sekarang mah udah open to public ya lewat blog mah..
Iya mbak :)
Delete