Berpisah Baik-Baik Part 2

Aku menulis ini ketika minggu pagi cukup menggigil, dan aku mendengar suara-suara bersahutan. Ada suara sapi, suara kambing, ciut burung, langkah tapak kaki, dan juga renggekan keponakanku yang sedang pilek. Pilek untuk anak yang baru keluar dari rahim ibunya dua bulan lalu memang hal serius kawan.



Dan, kali ini aku akan melanjutkan kisah tentang berpisah baik-baik bagian kedua. Tulisan ini aku buat tepat setelah 24 hari meninggalkan Kota Malang dengan segala kenangannya. Setelah 24 hari, apa rasanya meninggalkan? Dan apa pula rasanya ditinggalkan?

Kalau seminggu awal masih banyak DM, chat, pertanyaan-pertanyaan, bahkan rengekan agar kembali, maka di hari ke-24 waktu menunjukkan kekuatannya. Semesta pun membantu kita dan mereka untuk sama-sama secara perlahan-lahan memberikan penghiburan. Ya, dengan pertemuan-pertemuan dengan orang-orang baru. Dengan kebiasaan-kebiasaan dengan orang-orang baru yang perlahan akan mengikis bayangan kebersamaan kita di masa lalu. Terganti dengan orang lain, orang baru yang bisa jadi jauh lebih baik. Tapi tetap saja, kenangan kita saat bersama dulu, akan menjadi prasasti indah yang tak pernah tergantikan.


Oia, minggu lalu, aku tiba-tiba mendapat chat “I Love You Bu Aini” dari sebagian besar siswa suatu kelas. Terima kasih, Nak. Saya tidak mengerti bagaimana kalian begitu romantis hingga waktu berlalu. Satu lagi, saya juga mendapat pesan dari the most lovely children of Bu Aini dan Bu Sinta, Ahmad. So surprised and happy too.

Nah, di berpisah baik-baik bagian dua ini, aku akan memperlihatkan kalimat-kalimat perpisahan dari kelas 7.5. Kelas yang paling sering berinteraksi saat masih di Malang. Kelas yang paling sering kena omelan. Ya, karena saat itu saya adalah wali kelas mereka. Tapi pada akhirnya, entah kenangan baik atau buruk, ketika waktu berlalu, itu menjadi sesuatu yang berharga.



Mari kita masuk pada pesan pertama dari Daiva. “Jangan lupa sama saya, ya Bu”. Tenang nak, mengabadikan surat-surat ini adalah wujud usaha saya agar tidak melupakan kalian.. Saya tidak lupa bagaimana dulu kamu mematahkan sapu, lari-larian kesana kemari. Untuk di pagi berikutnya, kamu membawa sapu dari rumah untuk mengganti sapu yang patah. Sangat bertanggung jawab. Tapi di akhir-akhir, kamu sudah lumayan bisa mengendalikan diri dengan baik. Terima kasih untuk datang di malam terakhir saya di Malang, untuk sekali lagi mengucapkan perpisahan.


Berikutnya ada Ahmad Subadar, penghuni absen pertama yang setiap hari selalu saya khawatirkan. Apakah hari ini kamu masuk sekolah atau tidak?. Apakah penyakit perut akut kamu membaik atau justru kambuh?. Apakah kamu hari ini berani menghadapi dunia sekolah?. Semoga, kamu perlahan bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan SMP ya Nak. Semangat, kamu pasti bisa. Terima kasih untuk beberapa hari lalu mengejutkan dengan berkirim pesan ke Bu Aini melalui FB. Terima kasih telah menghawatirkan apakah Bu Aini bisa bekerja dengan baik di sekolah baru. Ya, Bu Aini baik-baik saja. Dan Bu Aini harap kamu juga baik-baik saja ya Ahmad. Yang rajin sekolah, le.


Kemudian ada Alvina, si ceria yang selalu semangat. Sukanya nari-nari dan nyanyi-nyanyi. Ia berterima kasih dan meminta maaf. Ada terselip juga beberapa huruf Korea sepertinya. Sayangnya, saya belum bisa membaca. Memang siswi SMP saat ini bisa dibilang sedang keranjingan K-Pop. Di sela-sela waktu, mereka membicarakan BTS, EXO, BLACKPINK, dan lainnya. Kadang juga, mereka diam-diam membuka laptop dan melihat video ini. Tak jarang juga, saat harus mengerjakan tugas. Di jaman ini, memang godaan untuk belajar sangat banyak. Tapi saya harap, kalian bisa kuat dan belajar dengan baik. Untuk melihat hiburan boleh-boleh saja, tapi pilihlah waktu yang tepat. Hari libur misalnya.


Lanjut ke Zahra, nice student yang tidak pernah terdengar ribut-ribut di kelas. Zahra menulis tentang pengorbanan. Entah pengorbanan apa yang sudah saya lakukan, hehe. Sebenarnya, kadang saya merasa bersalah kepada kelas ini. Karena wali kelasnya jarang sekali menemani lantaran tugas-tugas tambahan yang kadang membuat saya tidak bisa mendampingi mereka.


Bayu Aji, soulmate Daiva yang sengaja saya pisahkan. Sebab jika mereka berdua bersatu, maka ributlah kelas. Masuk ke Dewan Galang, anak ini rupanya sudah mulai menemukan jati diri. Sudah mendapat kepercayaan untuk ikut lomba, semoga bisa selalu konsisten dan bersemangat ya.
Berpindah ke pesan Sondang, katanya semoga saya dilancarkan masalah-masalahya di pekerjaan yang baru. Terima kasih Sondang, kamu dan kelas 7.5 juga semoga studinya dilancarkan, naik kelas semua, lulus semua. Sebenarnya, pekerjaan Bu Aini tidak baru, tetap sama yaitu guru. Hanya, tempatnya saja yang berbeda.


Lanjut ke Zaskia, katanya semoga sehat selalu. Pun kamu dan kelas 7.5 semoga sehat selalu ya. Zaskia ini terlihat selalu bersemangat dalam pelajaran matematika. Seusai tidak masuk karena sakit, dia langsung menyerahkan tugas-tugas yang belum dikumpulkan saat sakit. Semangat terus ya.


Kamelia Hesti, sebelum saya meninggalkan Hesti, terlebih dahulu Hesti sudah meninggalkan saya (apa maksudnya? Tanyakan pada Hesti ya). Terima kasih sudah mengatakan saya sabar. Mesipun kenyataannya, stok sabar saya sering habis dan kadang lupa isi ulang. Semangat terus ya belajarnya.


Kemudian ada murid yang padanya saya selalu menyimpan kekaguman, Titto. Titto ini merupakan pribadi yang pekerja keras. Saat menyapu, dia membersihkan hingga bagian-bagian  tepi, bahkan sudut-sudut. Saya diam-diam takjub melihat anak seusia Titto bisa begitu teliti menyapu. Kemudian, Titto biasanya selalu menawarkan membawa buku atau tas saya tanpa diminta. Dan saat membawa buku pun, dia terlihat riang gembira. Terlihat tulus sekali anak ini. Yang rajin ya, semangat terus sekolahnya, semangat terus belajarnya.


Yunaristyo atau yang biasa dipanggil Tama, mudah bergaul dengan teman-temannya. Lumayan sering sakit, jadi jaga kesehatan ya Tama. Makan yang banyak, olahraga dan istirahat teratur. Semangat lagi belajarnya. Terus yang rukun dengan teman-temannya. Potong rambutnya jangan lagi ada jalan semutnya ya. Semangat..


Rizky Hilda, punya wajah yang amat meneduhkan cenderung melas. Kiki yang ngomongnya jarang dan juga memiliki suara yang over kalem ini, selain sekolah juga santri di salah satu pondek pesantren di Malang. Oia, kalau kesiangan bangun, dia bisa-bisa tidak masuk sekolah. Tolong pasang alarm ya, biar bangunnya pagi dan tidak terlambat ke sekolah. Semangat terus nyantri dan sekolahnya. Ini memang tidak mudah, tapi kamu pasti bisa jika bersungguh-sungguh.



Sekilas melihat, Zandra itu pendiam kalem. Tapi coba perhatikan lebih dalam, Zandra ini lumayan usil dan bisa heboh juga. Bayangkan, dia bisa juga menari-nari ala anak hiperaktif. Tapi nilai matematika tidak pernah jelek. Semangat terus ya.


Aleva Tera Mosa, salah satu yang jadi diem-diem bae di kelas. Tapi beberapa kali, Mosa juga tertangkap mengusili teman-temannya. Ya, tidak apa-apa Mosa, sesekali boleh usil asal sewajarnya. Ayo semangat belajar dan berteman dengan semua yang ada di kelas ya. Semangattttt...


Selanjutnya ucapan terima kasih dari Deva. Yang saya ingat dari Deva, anak ini selalu melempar senyum saat bertemu saya. Di kelas pun tidak pernah rame dan tidak segan-segan bertanya kalau mengalami kesulitan. Terima kasih ya Deva, semangat terus belajarnya.


Kemudian ada Devika yang mengatakan terima kasih untuk memberi keceriaan. No, tidak hanya keceriaan, ada juga kehororan, hehehe. Devika ini lumayan malu-malu kucing. Kalau sedang nari-nari, dan saya lihat, pasti langsung salah tingkah dan berhenti menari. Janganlah begitu ya Nak, harus lebih percaya diri. Semangat.


Lanjut ke Erdanty Raya, si bungsu di kelas 7.5 yang baru berusia 11 tahun. Percayalah, meski paling muda, anak ini berani mengambil resiko untuk menjadi Ketua Kelas. Ketua kelas itu artinya pemimpin. Berulang kali saya katakan, yang namanya pemimpin itu menderita. Meski banyak tantangan selama menjadi ketua kelas, penuh derai air mata, tapi Raya tetap kuat. Semangat terus ya Raya. Semoga teman-teman kamu menyadari bahwa menjadi di posisimu tidak mudah, dan bisa mendukung dengan baik. Semangat.


Terlihat pemalu, tapi murid satu ini berhasil tampil percaya diri menjadi perwakilan kelas dalam lomba fashion show. Apa jadinya kelas 7.5 tanpa Shela? Pasti bingung untuk perwakilan fashion show. Punya banyak teman di kelas yang mendukungnya. Semangat terus Shela. Semoga semakin hari semakin lebih baik.


Ailen, saat pelajaran matematika biasanya duduk di bangku paling belakang. Tapi tenang, meski duduk paling belakang termasuk sering saya panggil untuk mengerjakan soal di depan kelas. Semangat terus ya belajarnya. Sekali-kali kalau pelajaran matematika duduk di depan. Nggak-nggak nek dicokot gurune.

Sering membuat gemas karena ketiduran di kelas, nggak nyambung, dan sering melontarkan kontradiksi dari apa yang saya katakan. Pernah hilang nggak pulang-pulang sampek mbingunge sak grup, dan ternyata dulenan PS hingga jam 11 malam. Alhamdulillah Yusuf sekarang sudah taubat dan kembali ke jalan yang benar. Oia,ajaibnya, meski kata sang ibu dirinya malas belajar, saat ulangan harian matematika tidak pernah dibawah KKM. Kalau diperhatikan lagi, dia memperhatikan dengan baik saat dijelaskan di dalam kelas. Semangat terus Yusuf Afandi.


Helmi ini di awal-awal sangat emosional, dikit-dikit marah-. Tapi berjalannya waktu, sudah bisa mengontrol emosi dengan baik. Yang menyenangkan dari Helmy, saat bersalah dia tahu posisi dirinya dan menyesali. Selesai di marahi pun, dia tidak pernah terlihat tersinggung dan tetap tersenyum. Mau pelajaran sulit ataupun mudah, Helmi tetap tersenyum. Semangat terus ya, belajar yang lebih rajin biar tambah pinter.


Ferisha, murid berkacamata. Kalau saya ada di dalam kelas, Ferisha ini kelompok diem-diem bae, nggak tahu lagi kalau saya sedang di luar. Terima kasih untuk harapannya bertemu saya di lain waktu. Semangat terus belajarnya.


Kalau ada murid tersopan kepada guru awards, Melinda Aurazwa ini yang bakal menang. Tidak pernah lupa bilang, permisi bu, maaf bu, dan senyum sumrigah itu. Dipertahankan ya, kalau bisa temannya diajak juga seperti kamu, Jarang di dunia masa kini bertemu anak SMP sesopan kamu. Semangat terus belajarnya.


Lanjut ada Fenita yang selalu menyapa di sosial media. Kalau ada gambar tentang guru, quote tentang guru, atau arti nama gurunya, pasti Fenita langsung mention. Lantas, dia juga sesekali bertanya soal matematika atau game matematika di Instagram. Ya, setelah dipisahkan oleh ruang, sosial media memang tempat paling mudah untuk bertemu. Dan saya paling senang kalau ada yang mention atau chat di sosial media. Jangan-jangan ada yang belum follow saya atau belum saya follow balik? Mari sering bertemu di sosial media ya, saat waktu luang.


“Terima kasih Bu Aini yang telah mendidik kami sampai bisa dan penuh kasih sayang”. Pilihan kata-katanya indah sekali Arvian. Saya selalu menginginkan mengajari kalian dengan kasih sayang, tapi terkadang keadaan tidak mengizinkan. Atau memang stok sabar saya kurang? Arvian ini suka menawarkan untuk pulang bersama-sama. Ya, terkadang saya, arvian, tama, dan aji pulang jalan kaki bersama-sama. Gara-gara arvian, saya ingin punya anak yang nantinya berangkat dan pulang sekolah bersama-sama saya, hehehe. Yang rajin belajar ya Nak ya, semangat terus.


Lanjut ke Fauzan, murid yang masuk kategori duduk paling depan. Ada yang bilang prestasi ditentukan posisi ya. Punya cita-cita sebagai professor matematika, Fauzan ini punya ketekunan yang bisa ditiru teman-temannya. Lebih bergaul lagi ya sama semua teman. Semangat terus ya Nak.


Ada Elsa, kalau ingat kamu, saya ingat kamu yang memakai baju merah putih itu dulu. Bersemangat sekali untuk ikut OSIS. Dan sekarang, kamu sudah mewujudkan salah satu keinginan itu. Jaga terus semangat itu sampai akhir ya. Terima kasih untuk doa-doanya. Ya, saya tidak akan mudah melupakan kamu. Semangat ya.


Setelah Elsa, ada Zeyra, siswi tegas dan cenderung ceplas-ceplos. Kalau ada yang dirasa nggak sreg tanpa tedeng aling-aling langsung bilang ke temannya. Tapi Zeyra, terkadang apa yang kita lihat tidak selalu apa yang benar-benar terjadi. Makanya, kira perlu mengetahui yang sebenarnya, baru kita katakan. Zeyra ini rajin, tekun, tapi terkadang kurang teliti. Pernah sekali nilai matematika Zeyra jelek dan nampak kecewa. Ya, namanya hidup, kadang usaha kita berhasil, kadang juga gagal Nak. Yang paling penting adalah, bagaimana kita bisa bangkit setelah kegagalan. Jatuh, bangkit lagi, jatuh lagi, bangkit lagi. Sampai suatu waktu, kita akan sukses. Semangat terus ya... Terima kasih untuk pesan yang dibuat dengan begitu manis.


Itu dia semua pesan-pesan dari kelas 7.5, mungkin ada sebagian yang belum menulis karena waktu yang mendesak. Atau saya yang khilaf dalam memotret sehingga tidak muncul di sini. Yang jelas saya tahu, kalau kalian semua pasti berharap terbaik untuk saya, pun saya juga mengharapkan serupa dengan kalian semua. Jadi jangan sedih meski belum sempat menulis pesan perpisahan. Saya tahu hati kalian, kalian semua anak-anak baik. Semangattttt 7.5

Untuk kalian semua, semoga saat bertemu lagi, kita bisa saling tersenyum ringan tanda bahagia ya. Semoga kita semua setiap harinya bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Jika ada yang pernah tersakiti atas ucapan atau tindakan, saya minta maaf sebesar-besarnya ya Nak. Dan juga, untuk seluruh kebaikan-kebaikan yang pernah kalian berikan, terima kasih banyak. Sungguh-sungguh, terima kasih.

With Love, Aini











Comments