2 Maret 2021, kali ini aku tidak
mengawali tulisan di laman ini dengan menyapa pembaca. Tapi dengan menyapamu
yang tepat hari ini melewati satu lagi hari kelahiran. Aku tidak tahu apa
tepatnya yang kamu rasakan saat ini sebab banyak hal terlewati yang sayangnya di
momen-momen itu aku belum bisa membersamai, mungkin nanti ya. Semoga saja.
Untuk segala suka yang kamu lewati, semoga menjadi energi untuk lebih mewarnai
hari. Untuk duka yang sempat singgah, semoga kamu diberikan hikmah pada tiap jengkalnya.
Aamiin.
Sebab belum bisa berbagi duka yang mungkin saat ini kamu rasakan, juga untuk tak bisa membantu apa-apa selain menyumbang rasa khawatir yang bukannya meringankan malah memberatkan, aku meminta maaf dengan kesungguhan hati. Maaf.
Tapi aku mau mengajakmu mengenang
hari ini di tahun kelahiranmu dulu. Aku yakin, di hari itu semua anggota
keluarga tentunya berbahagia dengan hadirnya kamu di dunia ini. Pun saat ini,
aku juga termasuk satu dari sekian banyak orang yang bersyukur sebab Tuhan telah
mengizinkan ibu melahirkan bayi mungil nan
cantik ini dengan sehat. Dan hingga kini, tumbuh dengan sangat baik pun juga
sangat kuat menghadapi dunia yang kadang entah ini. Seorang adek yang selalu
dibanggakan kakaknya.
Doaku, semoga Tuhan menjadikan umurmu panjang lagi berkah, Dek. Pun semoga Tuhan senantiasa menyehatkan ragamu, menerangi hatimu dan menetapkan imanmu. Serta semoga Tuhan juga memperbanyak jalanmu untuk beramal baik, meluaskan rizkimu, mendekatkanmu pada kebaikan pun juga menjauhkanmu dari kejahatan. Dan lagi, semoga Tuhan mengabulkan kebutuhanmu dalam agama, dunia, dan akhirat.
Dalam hidup, ada banyak hal di
luar kendali kita yang kadang membuat merasa hasil seolah-olah menghianati
usaha. Tentu bisa saja terjadi hal seperti itu setelah banyak usaha yang kita
lakukan. Yang pasti, diri kita sendiri tidak boleh menghianati kita. Ketika
kekecewaan datang, kamu hanya perlu bertahan sedikit lagi untuk melewatinya.
Setelah kesulitan ada kemudahan, dan sungguh dibalik kesulitan ada kemudahan
itu, Dek.
Seperti juga, ketika tumbuh
berbagai rasa di dalam hati. Entah itu rasa suka, bangga, takjub, kecewa, rasa
belum berhasil, rasa diabaikan dan beragam rasa yang kadang menamainya pun jadi
abu-abu. Tentu saja, kadang kamu tak bisa melakukan sesuatu seperti memadamkan rasa-rasa tersebut
saat itu juga. Tapi tentunya, kamu tidak harus selalu tegar bak dinding baja
yang harus kokoh selamanya.
Menjadi kuat artinya kita boleh
saja bersedih, kecewa sebentar, rapuh-lunglai, merasa tidak adil, tapi semuanya
sebentar sebab kita punya istigfar, terlebih punya Tuhan. Jadi, setelah
ditampar hidup dengan berbagai cara, kita boleh sebentar istirahat untuk
kemudian bangkit kembali. Memupuk harapan baru, dan menjadi lebih kuat dari
sebelumnya bahkan tanpa kita sadari. Tentu saja, harapan itu muaranya adalah
pada pemilik segalanya, Tuhan.
Seseorang berkata, ketika benak sedang kusut, kalut, dan
semrawut, ingatlah bahwa doa dan ikhtiar jangan sampai susut. Terima kasih telah
kuat menjalani semuanya sampai hari ini, kamu sungguh hebat, Dek.
Barakallah fi thuli umrik,
With all of my heart,
Aini
Buagus
ReplyDeleteWapik mas
ReplyDelete