Pantai Rajegwesi, Pelajaran Hidup, dan Birunya Langit yang Mendamaikan Hati

Pantai dan santai, dua kata yang selalu disandingkan. Ya, memang kiranya tak bakal ada yang menyangkal kalau pantai diidentikkan dengan tempat bersantai. Tapi lebih dari itu, bagiku pantai adalah gambaran hidup yang nyata di depan mata. Ada ombak yang terkadang bergulung dan menghantam kencang, untuk kemudian melambat membelai pasir. Seperti hidup yang kadang penuh terpaan, kadang penuh riuh tawa, dan kadang seolah hampa.


Bagiku, pantai juga menyimpan pelajaran tentang bagaimana sesaat kita boleh singgah di sana tapi untuk kemudian beranjak, bukan menetap. Ya, bayangkan saja kau terus di pantai, maka yang terlihat sejauh mata memandang hanyalah laut dan air itu-itu saja. Bukan yang lain. Maka dari itu, kau harus berani menerjang laut untuk kemudian berlabuh di daratan baru.

Pun juga dengan hidupmu, bila kau hanya terus menerus memikirkan orang yang sama atau hal yang sama sedang kini tak ada lagi di genggamanmu, maka kamu ibarat masih berjalan di tempat. Karenanya, mulailah melihat sekitar, karena bagaimana pun patah tumbuh hilang berganti. Hidup akan membawamu naik kelas jika kamu berani mengambil keputusan. Keputusan terbaik untuk hidupmu yang lebih baik.


Nah, kalau kebetulan kamu ingin merenungkan hidup, pantai Rajegwesi bisa menjadi salah satu tempat yang cocok untuk kamu datangi.

Sekilas tentang pantai Rajegwesi

Sebelum kita oprek-oprek lebih jauh, kudu banget tahu dulu tentang pantai Rajegwesi. Nah, pantai ini berasal dri kala rajeg yang artinya tiang pancang, serta kata wesi alias besi. Karena itu Rajegwesi berarti tiang pancang dari besi. Konon pantai ini ditemukan pada masa penjajahan Jepang. Dan di perairan ini ditancapkan sebuah kayu jati sebagai tiang pancang yang mana kekuatannya setara besi. Tujuan keberadaannya konon untuk menyulitkan kapal musuh yang hendak menyusup ke bibir pantai.

Oia, pantai Rajegwesi sendiri terletak di kawasan Taman Nasional Meru Betiri. Tepatnya berada di Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Tirmur. Pantai ini dulunya sempat dilanda gelombang tsunami. Tepatnya pada 3 Juni 1994 yang juga melanda sebagian pesisir selatan Jawa Timur. Tsunami ini pun membunuh lebih dari 200 orang serta menyebabkan kerusakan di pemukiman di pinggir pantai. Setelah puluhan tahun berselang, pantai ini sekarang menjadi tujuan wisata yang ramai di Banyuwangi.

Tiga hal yang membuat pantai Rajegwesi patut kamu datangi 

Semilir angin laut yang dihangatkan matahari


Saat menjejakkan kaki di Pantai ini, semilir angin akan cukup membuat tubuhmu limbung. Kalau pun kamu memakai topi, pegangi topimu dengan erat karena angin tak bakal membiarkan topimu diam bersantai. Tapi angin tak sendiri, ia ditemani panas sengatan matahari. Semilir angin ditingkahi panas matahari ini akan membuat tubuhmu seimbang, tidak kepanasan ataupun kedinginan. Tapi topi dan kacamata hitam perlu kamu pakai agar tak silau menikmati pemandangan di sekitar pantai.

Hutan hijau tropis yang sangat sejuk di pandang mata


Menjejakkan kaki di pantai dengan pasir kecoklatan akibat endapan lumpur ini entah mengapa rasanya berbeda. Apalagi sembari memandangi hutan tropis hijau yang mengelilinginya, kalau kamu orang yang cukup perasa, pasti di hatimu ada rasa nyesss nyesss gerr. Kalau ditulis, situasi itu nyaman dan menyegarkan. Kalau belum paham, bisa dikatakan pasirnya empuk dan pemandangan sekitar bikin hati adem.

Birunya langit dan seolah menyatu dengan pantai, keindahan yang amat luas


Meski kaki yang pertama menjejak ke pasir pantai Rajegwesi, tapi yang kali pertama ku kagumi adalah langitnya. Lha, bukannya semua langit sama? Bagiku tidak, langit adalah anugerah Tuhan dengan keindahan yang selalu spesial dan berbeda. Tergantung dari mana tempat kita melihatnya. Rona warnanya, gumpalan awannya, semuanya terasa indah dan di pantai ini langit tampak bahagia. Pun begitu dengan air di pantai yang warnanya terlihat unik. Mungkin lantaran perpaduan warna pasir kecoklatan dipantuli warna biru langit, ah… indah nian kawan.

Aktivitas nelayan dengan warna-warni perahu yang alami memperindah pantai


Di sekitar pantai, kamu akan menjumpai banyak perahu kayu warna-warni. Tak ketinggalan beberapa nelayan nampak menepi. Yang aku lihat, nelayan-nelayan itu menghampiri para wisatawan yang akan naik ke perahu mereka. Para wisatawan itu rupanya hendak ke Teluk Hijau lewat jalur laut. Nah, kata penjual es kelapa muda yang sempat aku temui, tempat ini di pagi hari juga jadi sentra jual beli ikan loh guys. Jadi kalau kamu ingin membeli ikan lantas membakarnya di  sekitar pantai ini, jelas memungkinkan jika pagi hari. Saat hari semakin siang, aktivitas yang ramai adalah wisatawan yang menaiki perahu nelayan.

Yang membuat deg-degan di pantai ini

Di siang hari, pantai ini terlihat sepi. Meski indah, tapi tetap kalah pamor dengan Teluk Hijau yang setiap harinya ramai oleh wisatawan mancanegara. Tapi bagiku, pantai ini memiliki keindahan yang tak kalah dengan Teluk Hijau. Ombaknya yang cenderung tenang membuat kita bisa berpikir, mengenang kenang, dan menyimpan segala indahnya pemandangan sekitar dengan lebih hikmat.

Oia, ada satu hal yang membuat jantung saya hampir copot di pantai ini. Jadi, saat asik-asiknya berfoto, tiba-tiba ada anjing yang diam-diam memantau dari dekat. Memang tidak banyak, sekitar satu dua anjing ternyata berkeliaran di pantai ini. Anjing-anjing ini tidak berisik, dan bisa dibilang tidak ada pergerakan. Tapi sekalinya dilihat, matanya sangat tajam. Akhirnya, diam-diam saya beranjak pergi dari anjing-anjing yang ternyata bersembunyi di sela-sela kapal kayu yang ada di pinggiran pantai.

Pada akhirnya, pantai ini seperti menghadirkan sesuatu yang hilang di diri saya. Entah apa, saya pun tak terlalu paham. Pantai ini sangat indah, sayangnya ada pantai-pantai lain yang lebih ramai dipilih ketimbang pantai ini. Meski begitu, satu dua orang masih setia menyusuri pantai ini. Menjejaki tiap pasir, menggenang bersama air, dan berpayung langit yang tersenyum. Sebaliknya, beberapa orang memilih hanya lewat atau menyebrangi pantai ini untuk ke pantai di sebelahnya. Pantai ini, bukankah terkadang seperti kita yang suatu saat dipilih dan suatu saat hanya terlewati begitu saja? Pikirkanlah...

Itu dia sederet hal terkait pantai Rajegwesi yang mengesankan sekaligus mendebarkan. Banyak perasaan yang tidak bisa dituliskan lantaran lebih indah jika kamu sendiri yang merasakannya sendiri di sini. Lantas, kapan kamu hendak ke Pantai Rajegwesi dan merasakan keindahan pantai ini?

Comments