PPG SM3T UM Gelar Rangkaian Edupreneurship untuk Calon Guru Profesional

Pujon-Malang, Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru Pasca Sajarana Mendidik daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (PPG Pasca SM3T) LPTK Universitas Negeri Malang menggelar acara workshop edupreneurship. Dikemas dengan konsep yang berbeda, acara ini mengambil tema “membangkitkan minat peserta PPG dalam melestarikan budaya lokal dan objek wisata Indonesia” (16/7).
Acara  yang diikuti mahasiswa, para pembina mahasiswa, sekaligus jajaran dosen itu berlangsung seharian penuh. Setidaknya, ada empat rangkaian acara dalam workshop yang diikuti oleh enam jurusan yang berbeda. Dan semua kegiatan memiliki tujuan untuk menunjang hardskill dan softskill peserta yang sedang digembleng untuk menjadi calon pendidik profesioanal.


Antusias peserta workshop saat mengabadikan momen dengan penari Topeng Malangan (Dok. Fira Amelia)
Nihayati,  selaku dosen sekaligus pembina asrama itu menuturkan bahwa acara edupreneurship ini memang dirancang untuk membekali mahasiswa dengan kemampuan-kemampuan non akademik yang tidak mereka dapatkan di kelas.
               Titik keberangkatan dari kampus Universitas Negeri Malang, selanjutnya langsung bertolak ke Pujon dengan transportasi berupa mobil yang dikemudikan TNI AD Malang. Begitu sampai, mahasiswa dan dosen disambut dengan aksi Tari Topeng Malangan. Tidak hanya sekedar melihat, mahasiswa dijelaskan tentang maksud dari bermacam-macam topeng yang dikenakan penari.

Interaksi langsung penari topeng dengan
peserta workshop (Dok. Diah Laksmi)


Joko, senior penari Malangan ini menjelaskan arti topeng dan tarian. Misalnya tarian dengan menggunakan topeng perempuan dengan mahkota berupa naga. Hal ini berarti, semakin cantik seorang perempuan, maka karakteknya semakin mirip dengan naga yang memakan semua hal yang ada di depannya (materialistis). Tidak hanya melihat atraksi penari profesional, mahasiswa juga diajari praktek menari secara langsung.
Joko pun menegaskan bahwa seni tari memiliki keunggulan jika dikuasai pelakunya. Salah satunya, seorang penari bisa menjasmanikan rohani dan merohanikan jasmani. “Seorang penari jika di depan maka ia akan bisa menjadi teladan. Di tengah akan bisa memberikan bimbingan, dan di belakang akan mendukung dan mendorong kemajuan apa yang dicita-citakan bersama. Tiga hal ini, penting untuk dikuasai juga oleh seorang guru,” ungkap pria kelahiran Solo itu.
Kegiatan dilanjutkan dengan outbond yang dipandu trainer-trainer yang ada di Coban Rondo. Joan, selaku instruktur menuturkan bahwa peserta begitu antusias dalam mengikuti setiap game yang ada. “ Ada beberapa kegiatan yang diadakan, termasuk senam ringan, atraksi yel-yel dari mahasiswa, dan peragaan benda yang membutuhkan kerjasama banyak orang. Bangga dengan antusias dan semangat peserta PPG UM,” tutur pria hitam manis itu.
Outbond : Membentuk Lampu Lalu Lintas 
(Dok. Tim Dokumentasi)

Kemudian acara berlanjut dengan memasuki labirin, setiap kelompok bekerjasama memasuki labirin dan menemukan air mancur dan kembali lagi ke jalan keluar. Dari labirin, peserta menuju ke Air Terjun Coban Rondo, untuk menikmati keindahan alam sebagai wujud syukur kepada Tuhan.
  
Rangkaian terakhir dari kegiatan ini adalah menuju ke wisata pemetikan apel di Kota Wisata Batu. Di dalam area perkebunan apel, peserta diajari cara memetik apel dengan baik. Yaitu dengan memegang apel dengan tangan kanan, kemudian tangan kiri memutar tangkai apel dari tangkainya. Hal ini dimaksudkan agar pohon apel tetap produktif dan tidak rusak.
Foto bersama dengan background keindahan Air Terjun Coban Rondo (Dok. PPG SM3T LPTK UM)
Di tempat ini, pengunjung bisa memakan apel sepuasnya yang dipetik sendiri. Selain itu, pemilik wisata menyediakan kantong kresek untuk hasil petik apel yang akan di bawa pulang. Tentu, terlebih dahulu akan ditimbang dan membayar sejumlah uang sesuai berat apel yang akan dibawa.
Salah satu mahasiswa yang sedang berusah memetik apel (Dok. PPG SM3T UM)
 Fira Amelia, salah satu peserta kegiatan edupreneurship merasa senang bisa mengikuti kegiatan yang bisa diambil banyak manfaatnya untuk para calon guru professional. “Hikmah dari kegiatan ini banyak, pada outbond dan labirin khususnya adalah meningkatkan toleransi antar sejawat, membangun pribadi yang tekun berusaha, dan mau mengakui kesalahan yang dilakukan dan bertanggung jawab atasnya,” tutur mahasiswa jurusan PGSD ini.


Comments

  1. Ihhh, pengen metik Apel jugaaa, belum pernah, hiksss

    ReplyDelete
  2. Ayo ke Malang Mbak Hidayah...

    ReplyDelete
  3. air terjunnya indah ya mbak, kalo di bogor banyak nih air terjun kyk gini, yg plg terkenal namanya leuwi hejo, coba deh googling hehe

    btw
    kunjungi juga blog aku yang ngebahas penyakit sejuta umat Kolagit obat diabetes

    ReplyDelete
    Replies
    1. Baru dengar leuwi hejo itu.. apa kira-kira artinya ya?

      Delete

Post a Comment

Terima kasih telah memberikan komentar. Tunggu kunjungan balik saya ke Blog teman-teman :)