Universitas Muhammadiyah Malang : Kembali Merekam Kenangan & Sisi-Sisi Indah Kampus Putih

            “Hargailah apa yang menjadi kepunyaanmu sekarang. Karena, saat kau pergi, mungkin hal itu telah jauh berubah. Entah itu berubah menyenangkan atau menyedihkan bagimu.”

Berkesempatan menjejakkan langkah di Universitas Muhammadiyah Malang lagi setelah resmi wisuda mei 2014 dan merantau di ujung utara Indonesia merupakan sesuatu yang… , entahlah saya tidak bisa mengatakannya. Hanya, setiap melewati tiap jengkal dan sudut bangunan, seperti melihat diri saya di sana saat menempuh bangku kuliah dulu. Seakan melihat lagi potongan-potongan film masa yang telah lewat dengan segala perjuangan, kegetiran, dan kegembiraan.

Kampus Putih dengan segala isinya, merupakan saksi perjalanan studi untuk meraih gelar sarjana bagi alumninya. Tempat dengan segala kenangan, tersimpan rapi di hati masing-masing orang. Di deretan bangunan dominan warna putih itu, tersimpan kebanggaan akan keberhasilan. Pun juga, tersimpan segenap sesal atas kegagalan. Bukankah hidup selalu begitu???

Saya akan mengajak pembaca untuk berjalan-jalan di kampus dengan paras cantik nan mempesona ini.

Gerbang Masuk Kampus  

Berkunjung ke Malang kali ini adalah untuk menghadiri wisuda teman satu club saya sewaktu kuliah. Dan saya menginap di salah satu kos teman di Jalan Tirto Gang IV. Minggu paginya, saya dan teman memutuskan untuk berjalan-jalan di kampus. Sambil mengingat masa muda dulu, saat kami juga berjalan-jalan penuh canda tawa. Dari gang Tirto, kami mengambil jalan masuk yang terdekat yaitu memasuki lorong yang nantinya tembus di depan gedung ICT center.

Dulunya, lorong itu hanya mengantarkan mahasiswa untuk menjejaki jembatan gantung. Tapi saat ini berbeda. Ada gerbang masuk yang indah di depan gedung ICT center. Bangunan yang berdiri gagah itu serupa dengan gerbang-gerbang yang akan mengantarkan kita ke dalam masjid. Desainnya terlihat islami dan elegan. Jadilah, mahasiswa-mahasiswi mempunyai dua pilihan untuk masuk, lewat gerbang ini atau jembatan gantung.


Baru : Gerbang Masuk Kampus Putih (Dok. Pribadi)

Saya teringat kembali memori ketika melewati jembatan gantung bersama teman-teman. Canda tawa dan keusilan yang mereka perbuat seperti menghentak-hentakkan kaki di jembatan, sehingga teman yang sudah berjalan lebih dulu menjadi sempoyongan. Atau berlari-larian membuat jembatan oleng. Beberapa kali kami ditegur mahasiswa lain, karena ulah usil itu. Atau, saat galau melanda, kami hanya berdiam diri di atas jembatan dan memandang deras aliran air di bawahnya.

Gedung ICT Center

Tempat yang cukup bersejarah dan sering mahasiswa kunjungi adalah gedung ICT center. Gedung ini lebih populer daripada perpustakaan. Alasannya, kita tidak perlu melewati administrasi apapun di sini. Tinggal datang, mencari bangku kosong, dan duduk menikmati fasilitas Wi-Fi gratis di kampus. Tempat yang luas dan fleksibel membuat mahasiswa gemar menjadikan gedung ini sekedar tempat nongkrong menunggu jam kuliah sambil browsing. Atau melakukan aktivitas super serius macam mengerjakan tugas besar bersama kelompok tugasnya. Atau sekedar menunggu seseorang, ehhmm… (seorang dosen, seorang teman, seorang asisten dosen)


Suasana Kegiatan Lantai Dasar Gedung ICT Center (Dok. admission.umm.ac.id)

Saat musim tugas besar datang, mahasiswa yang dominan di sini adalah mahasiswa matematika dan informatika. Karena, muatan jurusan pendidikan matematika di kampus ini memuat komputasi seperti desain grafis, web desain, dan lainnya yang membuat kita jadi rajin di gedung ICT. Ditambah lagi, mata kuliah yang berhubungan dengan komputer memang kami lakukan di gedung ICT ini. Tak jarang juga, kami juga sharing dengan mahasiswa IT untuk memecahkan tugas. Tapi itu, di masa saya (2010-2014). Sekarang bagaimana? Nampaknya masih sama .

Gedung ini juga mengantarkan ingatan saya pada tugas Bahasa Pemograman. Saat ini saya dan rekan kelompok asik mengerjakan tugas. Karena deadline semakin dekat, kami sampai lupa waktu. Jadilah, pukul 22.05 kami masih setia di tempat itu. Tiba-tiba security datang dan saya  diminta untuk segera pulang. Cukup memalukan, karena saya baru sadar kalau di gedung itu hanya kami berdua saja perempuan yang ada di gedung itu. Memang peraturannya, mahasiswi hanya boleh berada di area kampus selambatnya pukul 22.00.

Stadion Kampus Putih

Lepas dari gedung ICT, kami melewati gedung GKB 2, kemudian berlanjut menyusuri jalanan menuju lapangan sepak bola.  Masih satu lokasi dengan stadion, adalah lapangan tenis, gedung rusunawa II, tempat flying fox, dan kebun binatang mini. Entah apa sebutan sesungguhnya dari tempat yang saya sebut kebun binatang mini ini. Yang jelas di dalamnya ada hewan rusa dan teman-temannya. Dilengkapi pula berbagai tanaman yang menemani hewan-hewan itu. Sewaktu kuliah saya dan teman-teman sering memetik rumput liar di jalanan untuk diberikan pada rusa. Sayangnya hal ini tidak bisa dilakukan mahasiswa pada era sekarang. Karena di tempat itu kini terpampang larangan memberi makan rusa.

Suasana minggu pagi di stadion ini masih sama seperti dulu. Banyak mahasiswa maupun warga sekitar yang sengaja berlari atau sekedar berjalan mengelilingi lapangan sepak bola ini. Di sudut lapangan ada sekumpulan mahasiswa baru yang sedang melakukan latihan pramuka. Di lapangan tenis ada beberapa orang dosen yang tengah seru bermain tenis. Di jalanan sekitar stadion beberapa mahasiswa berpakaian rapi, aku pikir mereka sedang menuju masjid untuk kuliah ahad pagi.

Satu dua kendaraan juga berlalu lalang meramaikan nuansa pagi tempat ini. Dari sini, mengarahkan pandangan ke selatan adalah deretan menjulang tinggi gedung perkuliahan dominan putih. Ditingkahi siluet merah cahaya matahari yang malu-malu mulai muncul. Sangat indah.

Aku mencoba berlari, aktivitas yang dulu rutin aku lakukan ketika menjadi mahasiswa. Dulunya, berlari 10 putaran dengan seragam merah kuning adalah hal biasa bagiku. Tapi saat ini, tiga putaran saja sudah letih. Aku duduk di tepian lapangan, dan kenangan masa lalu tiba-tiba datang.

Tiga tahun yang lalu, Prodi Matematika kelas A angkatan 2010 mengadakan acara rujakan di sini. Kami bermain bersama dan tertawa bersama. Mengingat hal itu membuatku rindu pada mereka. Beruntungnya, orang yang menemaniku pagi ini adalah salah satu teman satu kelasku dulu. Sedikit banyak mengobati rindu pada kelas A. Semoga suatu saat kita bertemu lagi. Hanya, aku ingin berkata “Aku rindu kalian. Semoga bahagia selalu di manapun kalian berada. Salam matkom A.”

Sementara mengingat masa lalu, temanku mengajak untuk bermain. Itu adalah permainan melompat-lompati kotak diselipi adegan melempar batu. Aku lupa nama umumnya, kalau di rumahku namanya blek. Karena peraturan yang berbeda antara orang pasuruan dan orang Kalimantan dalam memainkannya, akhirnya kami bertiga sama-sama bingung. Dengan aturan seadanya yang kami buat sendiri, kami memainkannya di antara lalu lalang banyak orang di lapangan itu. Tidak ada yang peduli, karena semua orang sedang sibuk masing-masing. Pun lagi, tidak ada satu pun orang yang kami kenal. Apapun itu, yang jelas kami bahagia.


Bermain di Pinggiran Lapangan Sepak Bola Kampus Putih (Dok. Pribadi)

Gedung Kuliah Bersama I

Aktivitas perkuliahan mahasiswa pendidikan kebanyakan di lakukan di GKB I ini. Gedung yang menghadap danau dengan segala aksesoris keindahannya. Ada beberapa angsa yang berenang, ada gazebo-gazebo di sekeliling danau, dan ada lampu-lampu yang berkerlip di malam hari.


Kebersamaan Kelas Matkom A Angkatan 2010 (Dok. Tim Dokumentasi Matkom A)

Saat masih kuliah, kami kebanyakan menempati lantai 6. Jika kuliah di pagi hari, dan lift sedang penuh maka kami terpaksa meniti tangga enam lantai itu dengan berjalan kaki. Belum lagi jika terlambat lima belas menit, maka dosen tidak akan segan mengusir kami ke luar kelas. Tidak semua dosen seperti itu, hanya ada beberapa saja. Sejujurnya aku setuju dengan aturan itu. Karena membuat mahasiswa menjadi rajin dan displin. Selain kampus putih, beberapa mahasiswa mengaliaskan UMM sebagai Universitas Munggah Mudun. Ini karena kita akan naik turun tangga ketika kuliah. Sangat bermanfaat tentunya untuk kesehatan .

Student Center

Gedung student center adalah gedungnya para aktivis kampus. Tempat favorit yang didatangi untuk mengembangkan hobi, kreativitas, dan daya cipta mahasiswa. Tempat ini juga termasuk spot yang ramai dikunjungi mahasiswa saat waktu luang kuliah. Ada empat lantai yang terbagi menjadi banyak ruangan. Hampir semua kreatifitas mahasiswa diwadahi baik dalam bidang kesenian, olahraga, maupun keilmuan.


Kru Koran Kampus Bestari Berkunjung Ke Koran Surya (Dok. Bestari)

Tempat ini juga merupakan yang paling sering saya kunjungi. Terutama lantai I yang berdampingan dengan ruang kemahasiswaan, adalah kantor Bestari. Di kantor Bestari inilah saya menemukan tempat yang mengajarkan kedisiplinan penuh. Tempat yang sarat deadline, rapat, dan evaluasi.

Menjelang tanggal terbit koran akan kalian temukan wajah-wajah tegang para redaktur pelaksana koran kampus ini. Saya mulai bergabung dengan Bestari awal tahun 2012 sampai dengan lulus kuliah. Selain ruang kuliah dan kamar kos, tempat inilah yang sering saya datangi. Pun juga, tempat yang banyak memberikan arti pengorbanan, perjuangan, kebersamaan, dan kedisiplinan.

Selain lantai I, lantai IV juga merupakan langganan kunjungan saya. Basecamp Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Tapak Suci sempat menjadi tempat paling penting dalam tiga semester pertama. Selain itu, masih di lantai IV, kantor Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Matriks yang selama setahun menjadi tempat belajar. Ada beberapa tempat juga yang menjadi persinggahan sementara perjalanan keorganisasian di student center. Apapun yang saya dapat saat berproses di gedung ini, adalah bekal hidup yang bermanfaat sampai saat ini.

Perjalanan pagi itu kami akhiri di tempat ini. Karena ada perjalanan lain yang akan segera dilakukan. Sebenarnya, banyak yang ingin dikatakan, mungkin di kesempatan lain. Yang jelas, Kampus Putih telah memberikan banyak hal, terima kasih. Termasuk ilmu yang menjadi bekal untuk mendidik siswa-siswa di negeri ini. Terima kasih Ibu Bapak Dosen, seluruh staf, dan semua teman. (Kenapa postingan ini begitu emosional? Entahlah…)

Salam Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia

Comments