Batu Flower Garden, Berburu Foto Ciamik di Wahana Menakjubkan Hingga Hampir Nangis

Setelah penat bekerja, enaknya sejenak menikmati keindahan alam ya. Nah, kali ini aku bakal ngajakin kamu semua jalan-jalan ke daerah Batu melalui tulisan ini. Tepatnya di Batu Flower Garden atau Bukit Bulu, Batu. Sebenarnya ini sudah diniatkan lama lho, tapi baru terealisasi kemarin saat libur Imlek. Setelah ditunda lagi, lagi, dan lagi, akhirnya sampai juga di Batu Flower Garden (BFG).


Batu Flower Garden berada di area Coban Rais tepatnya di daerah Oro-Oro Ombo, Kehutanan, Kecamatan Batu, Kota Batu, Jawa Timur. Berasal dari Bahasa Inggris, Batu Flower Garden sendiri berarti Taman Bunga Batu. Maksudnya, taman bunga yang lokasinya ada di daerah Batu.


Lha terus apa menariknya tempat ini sih? Kalau menurutku, udara sejuk, pemandangan indah, dan memiliki beragam spot foto menarik.



Perlu kamu tahu, BFG buka mulai pukul 08.00 hingga 15.00 saat hari biasa. Khusus untuk akhir pekan, tempat ini buka mulai 09.00 hingga 15.00. Setelah sampai di area BFG, kita langsung membayar tiket sebesar Rp 25.000. Tapi ingat, ini belum termasuk tiket berfoto di spot-spot yang ada di dalamnya. Dengan 25.000 ini, kita hanya bisa masuk ke dua spot foto yaitu love dan flower. Kalau ingin ke spot lain, kita harus beli tiket lagi untuk ke spot.

Setelah memarkir mobil di dekat musholla dan tempat pembayaran tiket, kita perlu berjalan kaki sekitar 30 menit untuk sampai di kawasan BFG. Kalau kebetulan cuaca bagus dan kondisi badan oke, paling enak berjalan santai sambil menikmati pemandangan di sekitar.
Jalan yang dilalui dari tempat parkir ke lokasi BFG

Tapi kalau kamu males, bisa menggunakan jasa tukang ojek dan membayar Rp 10.000 untuk sampai ke loket.

Sampai di loket, ada beragam banner yang menginformasikan berbagai paket yang akan kita ambil. Nah, untuk pemilihan spot ini, aku menyerahkan sepenuhnya pada partner dan hanya ikut saja. Kalau tidak salah, itu paket seharga 75.000 per orangnya.

Setelah mengantongi tiket spot, takjub rasanya dengan antrian yang teramat panjang di berbagai spot. Karenanya, saya dan partner pun memutuskan untuk menikmati keindahan sekitar terlebih dulu. Sejenak melihat orang-orang antri berfoto, melihat senyum-senyum bahagia keluarga-keluarga kecil yang menghabiskan waktu liburan ini. Lantas diam-diam berpikir, “kapan ya punya keluarga kecil seperti itu juga. Kapan akan mengajak suami dan anak berjalan-jalan” Yaelah…, halu… bercanda rek.

Lanjut ya, aku dan partner memutuskan foto-foto dulu di tempat tak berbayar. Sambil nunggu antrian. Oiya, di area manapun, kita dilarang keras lho memetik bunga. Jadi, yang bawaannya gatel lihat bunga, ditahan ya. Nikmati saja keindahannya, karena beberapa hal akan lebih baik hanya saat dilihat, bukan untuk dimiliki.

Setelah itu, aku dan partner langsung ke spot pertama kita yaitu pohon cinta. Untuk sampai ke spot ini, kita harus naik tangga. Bagi kamu yang takut naik tangga, tenang saja sebab ada petugas yang akan membantu dengan menawarkan tangannya untuk menuntunmu. Pun kalau tidak mau, tidak masalah juga.
Petugas yang membantu pengunjung yang akan berfoto
Setelah sampai di atas, kita akan diberi kesempatan berpose sebanyak tiga kali. Yang mengambil foto adalah fotografer profesional dari BFG, karenanya fotonya pasti bagus-bagus.

Spot kedua mirip dengan spot pertama hanya terdapat property berupa sepeda dan bunga. Karena tidak begitu tinggi, di spot ini tidak ada  penjaga yang akan membantu kita naik dan turun. Oia, ini ada foto tangga spot ini.

Nah, selain difoto oleh fotografer dari BFG, saya juga meminta partner untuk mengambil foto dari kamera semi DSLR yang kita bawa. Nah, berikut ini perbedaan hasilnya.
Difoto partner 

Difoto oleh fotografer BFG

Spot selanjutnya, adalah naik sepeda tapi di ketinggian. Nah, di spot ini terlebih dahulu tubuh kita akan ditempeli perlengkapan keselamatan. Setelah itu, barulah kita menaiki sepeda dan selanjutnya petugas akan menarik kawat sehingga kita berada di tengah.

Fotografer yang bertugas, akan berteriak mengarahkan kita untuk berfoto. Nah, berikut ini hasil fotonya.

Meski tidak benar-benar mengayuh sepeda, tapi berada di ketinggian seperti itu membuat saya cukup sulit untuk tersenyum atau bergaya macem-macem. Sebab sedikit banyak, ada perasaan takut jatuh. Lihatlah ekspresi saya ini, sungguh-sungguh terlihat tertekan.

Hammock Tower, sukses membuat hampir nangis

Setelah foto naik sepeda yang lumayan menegangkan, ternyata tiba di wahana hammock tower yang lebih menegangkan. Kalau boleh dibilang, ini adalah spot yang paling bikin jantung copot. Karenanya, ibu hamil dan penderita serangan jantung kagak boleh naik di sini.

Saat datang di spot ini, memang agak curiga sebab tidak ada satu orang pun yang antri. Selain harga tiket yang cukup mahal sebesar Rp 20.000, ternyata spot ini sangat menyeramkan. Pertama-tama saya dipasangkan perlengkapan keselamatan. Kemudian diarahkan menuju spot dan langsung disambut dua penjaga yang akan membantu. Nah, setelah berdiskusi dengan partner, saya ternyata berada di hammock nomor lima. Wah, mulai agak tegang dong, tapi masih berpikir positif. Si mas penjaga langsung menginstruksikan agar saya naik ke tangga hingga hammock tingkat kelima. You know rek, ternyata tinggi sekali naiknya. Dan tangganya, bisa kalian liat sendiri di bawah ini.

Sampai di anak  tangga yang lurus dengan hammock kelima, penjaga lain yang sudah di atas hammock meminta untuk berjalan di atas tali kecil menuju hammock. Saat itu, mulailah setres, aku pikir awalnya ada alat apa yang membantu langsung naik. Ternyata harus berjalan di atas tepian tali hammock yang amat kecil. Saat memulai berjalan, aku tiba-tiba melihat bagian di belakang yang ternyata seperti jurang.

Gila… aku deg-degan sambil jalan. Untuk akhirnya bisa duduk di hammock, badanku nggak berhenti gemetaran. Sesi foto pun belum di mulai, sebab masih menunggu partner yang posisinya ada di hammock bagian bawahku. Sepanjang menunggu, aku takut hammock itu tiba-tiba terbalik dan aku terkatung-katung di udara. Karenanya, aku tidak berhenti memegang tali sampai lecet tanganku.

Saat fotopun, aku tidak ada keberanian melepas tali. Bagaimana dengan gaya? No.. no.. no.. aku sama sekali ndak peduli. Setelah sesi foto selesai, proses turunnya tak kalah menegangkan. Bahkan paling menegangkan dari seluruh proses. Teknisnya, penjaga di atas melepas tali yang terkait di hammock dan pindah mengaitkan ke tali yang dipegang penjaga di bawah. Setelah itu, penjaga di bawa menarik kita turun dari atas. Dan tubuh kita meluncur, wah… gila….

Dan tentunya, proses penarikan ini dilakukan dari orang paling bawah dan aku menjadi urutan terakhir dan ditarik dari ketinggian yang paling tinggi di antara partner. Gila… intinya, dari kecil hingga saat ini, dan dari permainan menegangkan di taman hiburan, inilah yang paling menegangkan. Dan sedihnya, setelah perjuangan untuk foto yang begitu berat, fotografer tidak memberitahukan kalau kerudung aing kesingkap dan leher kelihatan. Hmmm… totally zonk. Tapi saat semua terlewati, ini menjadi cerita paling seru sepanjang perjalanan ke BFG.

Selanjutnya, kita pergi ke The Hobit Town. Hobit itu kan makhluk sejenis peri yang kita pernah lihat di film Harry Potter ya.

Jadi di tempat ini pemandangannya indah, dengan rumah-rumah mini yang didesain untuk para hobit.
 
Oia, selain mengabadikan foto keindahan alam di Hobit Town, saya juga sengaja mengabadikan foto salah satu fotografer di sini. Biar adil dong, dia ngefoto kita, kita foto dia. Hehe…
Salah satu fotografer di BFG

Spot terakhir yang kita kunjungi adalah salju-saljuan, entah namanya apa. Ini salju buatan dari buah kapuk yang biasanya dibuat bantal.


Nah, setelah itu, kita langsung ke tempat pengambilan file foto yang ada tak jauh dari spot salju. Setelah mengambil nomor antrian, kita menunggu dipanggil oleh petugas. Setelah tiba giliran, kita akan diminta memilih satu foto dari sekian banyak foto yang diambil fotografer untuk satu spot. Tiap penambahan 1 foto, kita akan dikenakan biaya sebesar Rp 5000 rupiah. Untuk menghemat, kita memutuskan mengambil hanya 1 foto saja tiap sesi. Karenanya, sangat penting untuk membawa kamera pribadi untuk foto yang tak terbatas jumlahnya.

Spot-spot lain yang tidak sempat saya kunjungi bisa kalian lihat pada foto di bawah ini ya.



Tips biar nggak ribet saat di BFG

1.      Sarapan

Karena di area BFG tidak ada stand makanan, pastikan untuk mengisi perut sebelum perjalanan melelahkan. Kalau tidak sarapan pasti lemas sebab area BFG naik turun, belum lagi antrian foto yang amat panjang

2.      Pake sepatu olahraga

Sepanjang perjalanan di BFG, aku melihat beberapa orang memakai sepatu hak tinggi dan berakhir kesusahan. Ya, sebab di tempat ini banyak jalanan naik turun dan berliku, sebaiknya memakai sepatu olahraga atau sandal gunung saja.

3.      Bawa kamera sendiri

Seperti yang dikatakan di atas, foto gratis untuk satu spot hanya 1. Untuk menghindari membayar Rp 5000 per foto, akan lebih baik jika membawa kamera sendiri agar hemat.

4.      Bawa teman (ojo dewean nek bisa)

Banyak alasan mengapa kamu harus bawa teman. Pertama, nanti kamu dikira jomblo akut, wkwkw. Kedua, agar partner bisa mengambilkan foto untukmu. Ketiga, membawa partner sama dengan menolak kesepian saat harus antri panjang.

5.      Bawa mantel

Cuaca tak menentu seperti ini, akan lebih mudah jika kamu bawa mantel. Karena membawa payung cukup ribet dengan banyaknya orang yang lalu lalang.

Itulah perjalanan liburan ke Batu Flower Garden. Dari beberapa spot yang ada, yang paling seru menegangkan dan menantang adalah Hammock Tower. Pengen banget liat kalian datang ke BFG dan merasakan spot ini agar bisa merasakan apa yang saya rasakan. Atau ada yang sudah pernah? Boleh dong ceritakan di kolom komentar.

Anyway, semoga selalu berbahagia ya.

With Love, Aini 

Comments